Sambut Ramadhan dengan
Ikhtiar Bisnis Kreatif
Oleh : Rony
Ardiyanto, ST
(CEO
trainingukm.com)
Menyambut bulan penuh berkah, bulan Ramadhan kemudian
dilanjutkan hari Raya Idul Fitri, bagi masyarakat Indonesia hal itu selalu
dipenuhi tradisi yang menarik. Sepanjang bulan Ramadhan selain masjid mengalami
“pasang surut jamaah” di awal dan di akhir bulan, serta kemunculan grup-grup
kesenian tradisional (patrol-tongklek) yang “diberi” warna islami, juga ada
tradisi yang ditandai dengan kecenderungan munculnya bisnis – bisnis baru /
pedagang-pedagang baru yang memanfaatkan momentum tersebut.
Paradigma sebagian orang, melihat ramadhan sebagai bulan
tidak produktif secara ekonomi, karena umat Islam menjalankan ibadah puasa dan ibadah lainnya, banyak yang
meng “IYA” kan kebenarannya. Hal ini terjadi karena, dianggap masyarakat muslim
banyak yang energinya terkuras-akan semakin lemah dan lesu Karena sedang puasa,
ada juga yang jam istirahatnya bertambah karena salah satunya pemaknaan bahwa
tidur adalah ibadah, bukan dilihat lebih mendalam lagi, sebagai suatu perbandingan
misalkan lebih baik tidur/diam dapat bernilai ibadah dengan mengistirahatkan
organ-mensyukuri nikmat badan/jasmani daripada melek tapi membicarakan orang
lain (ngerasani) dll.
Dari perspektif
yang lain, paradigma tersebut dapat ditepis, karena justru momen tersebut bagi sebagian
orang justru sangat dinantikan. Buktinya apa? Simak ; Seorang kawan saya, salah
satu pengusaha di Surabaya, jauh-jauh hari sudah mempersiapkan produk untuk
menyambut datangnya bulan suci ramadhan, listing segudang target penjualan –
mempersiapkan varian-P.O produk-produk untuk di stok dilakukannya, karena
terbiasa mengalami “peak season” penjualan pada saat bulan Ramadhan hingga
lebaran-hari raya Id. Ingin lihat yang lebih sederhana buktinya, lihat juga
kawan Anda, tetangga Anda, ada nggak yang tiba-tiba buka lapak – berjualan di
sekitar jalan masuk perumahan Anda, di sekitar kampus, di sekitar pabrik/kantor?
Nah, itu juga dapat menjadi bukti kuat bahwa tradisi menarik di sepanjang bulan
ramadhan terjadi di sekitar kita, dan berulang tiap tahun.
Sebenarnya, apa yang sedang terjadi? Apa menariknya
tradisi tersebut? Kami (dari kaca mata pebisnis/konsultan bisnis), melihatnya demikian
; ada semacam “mass trend” di berbagai daerah di Indonesia yang menganggap bulan
ramadhan adalah saat yang tepat dan wajar karena terbukti dapat menghasilkan
pendapatan rupiah makin deras. Tak dapat dipuungkiri hal ini terjadi di setiap
Ramadhan karena melihat potensi transaksi di setiap bulan Ramadhan tiba-tiba
meningkat-melesat cepat, sehingga arus orang yang tiba-tiba jualan membludak (sesuai
dengan kaidah dasar hukum ekonomi – dimana demand meningkat mengakibatkan
supplay bertambah).
Beraneka ragam bisnis dan varian produk, terpajang –
dapat anda lihat di sepanjang jalan strategis – di gang gang di dalam kampung,
di dekat kampus, di sekitar perumahan di antaranya : Muncul orang jualan
minuman dan makanan ringan untuk menyediakan menu bagi yang ingin segera
berbuka puasa sebelum sampai ke rumah/kos, orang berjualan baju dan segala
aksesoris bertema fashion muslim dikemas dalam bazaar/expo di mall-mall yang
seakan “obral murah”, ada juga orang membuka pemesanan terima kue kering
dadakan/musiman, kemudian cetak kartu lebaran dsb
Hal ini kalo kita kaji dari sisi yang lain, seolah tradisi
tersebut merupakan sebuah ekspresi kegembiraan masyarakat, menyambut datangnya bulan
Ramadhan. Hal ini seiring sabda Rasullullah SAW yang memang menganjurkan kita
semua untuk menyambut Ramadhan dengan gembira, sehingga banyak amalan, ibadah
di bulan Ramadhan dapat kita kerjakan, bukan hanya sekedar ekspresi gembira
namun benar-benar perwujudan takwa. Dari Abu Hurairah RA,
beliau berkata,
“Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan sabdanya :
“Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan sabdanya :
قَدْ
جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ
صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ
الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ
شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang mubarak (diberkahi). Allah Subhanahu Wa Ta’ala mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya, pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan dibelenggu. Juga terdapat dalam bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikan lailatul qadr, maka ia orang yang terhalang dari kebaikan.” (HR. Nasa`i dan Ahmad serta dinyatakan shahih oleh Albani).
Nah,
bagi Anda yang ingin berwirausaha, mungkin akan muncul pertanyaan seperti : apakah
benar bagi yang ingin memulai bisnis, sangat tepat bila dilakukan / dibuka / di
launching di bulan Ramadhan ? sebagai penulis Saya hanya ingin menyampaikan “LANJUTKAN
SILAHKAN ACTION” mulai berbisnis di bulan Ramadhan, namun saya juga
mengingatkan “JANGAN ASAL BUKA”. Karena perkara “buka bisnis” bukan salah-benar/tepat-nggak
tepat tapi lebih kepada skill menjalankan bisnisnya. Mengapa ? saya coba
memberikan gambaran Keuntungan dan Kelemahannya terlebih dahulu tentang ikhtiar
berbisnis di bulan Ramadhan, agar Anda nantinya dapat mempunyai kesimpulan
masing-masing dengan alat analisa Anda sendiri (Pikiran dan Perasaan Anda).
Keuntungan buka bisnis di
bulan Ramadhan diantaranya :
- Permintaan barang/jasa banyak (End user, Reseller dll)
- Daya beli masyarakat meningkat drastis di bulan Ramadhan
- Banyak sarana/channel (event-expo-bazar) untuk berjualan dan terbukti menghasilkan.
Namun, ingat perhatikan
juga kekurangannya diantaranya :
- Harus punya stok lebih banyak, karena ketika habis, untuk repeat order lagi/bikin lagi dari 0 akan sangat sulit Anda dapat menemui tempat/produsen/supplier yang mau/Mampu terima pekerjaan Anda, karena pada overload dan produsen ingin mempertahankan semua reseller bukan hanya Anda.
- Bila bulan Ramadhan adalah awal, dan Anda baru berbisnis, pada dasarnya penjualan bulan Ramadhan tidak dapat dijadikan tolok ukur penjualan bagi bulan sebelum / setelahnya. Karena di beberapa bisnis tertentu bulan Ramadhan malah jadi peak season / ada juga malah jadi low season.
- Update/tren terbaru dapat mengalami perubahan sangat cepat, misalkan, meski sama-sama fashion muslim, belum tentu “yang anda suka dan yang anda ingin jual” masuk kategori pasar/ yang sedang in/jadi tren terbaru.
memang bulan yang istimewa,
dekat pahala dan mudah juga terjerumus dosa (bila lalai-melupakan-menunda
ibadahnya). Pada intinya, jangan pernah asal-asalan menyambutnya dengan mencoba
berbisnis dengan ala kadarnya karena penyesalan datang taktahu waktunya. Jangan
sampai karena benar-benar mau mempersiapkan bisnis di bulan Ramadhan, agenda ke
masjid justru berkurang, jangankan sholat tarawih datang, ikut mendengarkan
pengajian saja malah ijin keterusan, dan malah lebih memilih ikut event jualan
/ pameran. Na’udzubillah tsumma Na’udzubillah, Na’udzubillahi min dzalik.
Berikut ini, Tips menyambut
Ramadhan dengan Ikhtiar bisnis kreatif :
- Persiapkan mental dan niat Anda dalam berbisnis, siap untung dan siap rugi.
- Meminimalisir rugi coba berbisnis dengan cara kreatif, tanpa harus produksi dulu, kolaborasilah-kerjasamalah untuk belajar menjualkan produk teman Anda-saudara Anda.
- Puasa dilaksanakan, kerjakan Sholat Dhuha selesai, baru Anda mulai berjualan-promosi dan bangkitkan keYAKINan Anda bahwa rejeki takakan tertukar, kalo ibadahnya lancar, rejeki pun juga lancar.
- Gunakan gadget/hp/internet Anda promosikan dengan kontinyu barang/jasa yang Anda jual. Pakai cara yang kreatif jangan as usual. Atau seperti yang biasa dilakukan orang lain.
- Cari produk / jasa kreatif yang dibutuhkan dan trennya memang sedang meningkat. Misalkan : cara/tutorial hijab yang islami beserta jual produk hijabnya (bundling), tips/trik masak makanan bergizi saat puasa disertai tawaran catering / juga jasa konsultasi dari pakar gizi nya (bundling kreatif).
Terakhir,
semoga tulisan ini dapat sedikit menginspirasi “ikhtiar bisnis kreatif” yang
akan anda lakukan dalam rangka “sambut Ramadhan”, selintas membuka wacana
kreatif cara pandang anda tentang berbisnis dan dapat menjadi ilmu yang
bermanfaat bagi Saya pribadi yang mencoba berbagi pengalaman dengan cara ini. Dari
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
نضر الله امرأ سمع منا شيئا فبلغه كما سمعه فرب مبلغ أوعى من سامع. رواه أبو
داود والترمذي وابن حبان
“Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah
seseorang yang mendengar dari kami sesuatu (hadits), lalu ia sampaikan
sebagaimana dia mendengar, betapa banyak orang yang disampaikan kepadanya ilmu,
ternyata lebih paham, daripada yang menyampaikannya.” (HR Abu Dawud,
At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Follow On Twitter/Fb : @ronyorysu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar