Jumat, 25 April 2014

Sambut Ramadhan dengan Ikhtiar Bisnis Kreatif

Sambut Ramadhan dengan Ikhtiar Bisnis Kreatif

Oleh : Rony Ardiyanto, ST
(CEO trainingukm.com)

Menyambut bulan penuh berkah, bulan Ramadhan kemudian dilanjutkan hari Raya Idul Fitri, bagi masyarakat Indonesia hal itu selalu dipenuhi tradisi yang menarik. Sepanjang bulan Ramadhan selain masjid mengalami “pasang surut jamaah” di awal dan di akhir bulan, serta kemunculan grup-grup kesenian tradisional (patrol-tongklek) yang “diberi” warna islami, juga ada tradisi yang ditandai dengan kecenderungan munculnya bisnis – bisnis baru / pedagang-pedagang baru yang memanfaatkan momentum tersebut.


Paradigma sebagian orang, melihat ramadhan sebagai bulan tidak produktif secara ekonomi, karena umat Islam menjalankan  ibadah puasa dan ibadah lainnya, banyak yang meng “IYA” kan kebenarannya. Hal ini terjadi karena, dianggap masyarakat muslim banyak yang energinya terkuras-akan semakin lemah dan lesu Karena sedang puasa, ada juga yang jam istirahatnya bertambah karena salah satunya pemaknaan bahwa tidur adalah ibadah, bukan dilihat lebih mendalam lagi, sebagai suatu perbandingan misalkan lebih baik tidur/diam dapat bernilai ibadah dengan mengistirahatkan organ-mensyukuri nikmat badan/jasmani daripada melek tapi membicarakan orang lain (ngerasani) dll.
 Dari perspektif yang lain, paradigma tersebut dapat ditepis, karena justru momen tersebut bagi sebagian orang justru sangat dinantikan. Buktinya apa? Simak ; Seorang kawan saya, salah satu pengusaha di Surabaya, jauh-jauh hari sudah mempersiapkan produk untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan, listing segudang target penjualan – mempersiapkan varian-P.O produk-produk untuk di stok dilakukannya, karena terbiasa mengalami “peak season” penjualan pada saat bulan Ramadhan hingga lebaran-hari raya Id. Ingin lihat yang lebih sederhana buktinya, lihat juga kawan Anda, tetangga Anda, ada nggak yang tiba-tiba buka lapak – berjualan di sekitar jalan masuk perumahan Anda, di sekitar kampus, di sekitar pabrik/kantor? Nah, itu juga dapat menjadi bukti kuat bahwa tradisi menarik di sepanjang bulan ramadhan terjadi di sekitar kita, dan berulang tiap tahun.
Sebenarnya, apa yang sedang terjadi? Apa menariknya tradisi tersebut? Kami (dari kaca mata pebisnis/konsultan bisnis), melihatnya demikian ; ada semacam “mass trend” di berbagai daerah di Indonesia yang menganggap bulan ramadhan adalah saat yang tepat dan wajar karena terbukti dapat menghasilkan pendapatan rupiah makin deras. Tak dapat dipuungkiri hal ini terjadi di setiap Ramadhan karena melihat potensi transaksi di setiap bulan Ramadhan tiba-tiba meningkat-melesat cepat, sehingga arus orang yang tiba-tiba jualan membludak (sesuai dengan kaidah dasar hukum ekonomi – dimana demand meningkat mengakibatkan supplay bertambah).
Beraneka ragam bisnis dan varian produk, terpajang – dapat anda lihat di sepanjang jalan strategis – di gang gang di dalam kampung, di dekat kampus, di sekitar perumahan di antaranya : Muncul orang jualan minuman dan makanan ringan untuk menyediakan menu bagi yang ingin segera berbuka puasa sebelum sampai ke rumah/kos, orang berjualan baju dan segala aksesoris bertema fashion muslim dikemas dalam bazaar/expo di mall-mall yang seakan “obral murah”, ada juga orang membuka pemesanan terima kue kering dadakan/musiman, kemudian cetak kartu lebaran dsb
Hal ini kalo kita kaji dari sisi yang lain, seolah tradisi tersebut merupakan sebuah ekspresi kegembiraan masyarakat, menyambut datangnya bulan Ramadhan. Hal ini seiring sabda Rasullullah SAW yang memang menganjurkan kita semua untuk menyambut Ramadhan dengan gembira, sehingga banyak amalan, ibadah di bulan Ramadhan dapat kita kerjakan, bukan hanya sekedar ekspresi gembira namun benar-benar perwujudan takwa. Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, 

“Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan sabdanya :

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang mubarak (diberkahi). Allah Subhanahu Wa Ta’ala mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya, pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan dibelenggu. Juga terdapat dalam bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang tidak memperoleh kebaikan lailatul qadr, maka ia orang yang terhalang dari kebaikan.” (HR. Nasa`i dan Ahmad serta dinyatakan shahih oleh Albani).
           Nah, bagi Anda yang ingin berwirausaha, mungkin akan muncul pertanyaan seperti : apakah benar bagi yang ingin memulai bisnis, sangat tepat bila dilakukan / dibuka / di launching di bulan Ramadhan ? sebagai penulis Saya hanya ingin menyampaikan “LANJUTKAN SILAHKAN ACTION” mulai berbisnis di bulan Ramadhan, namun saya juga mengingatkan “JANGAN ASAL BUKA”. Karena perkara “buka bisnis” bukan salah-benar/tepat-nggak tepat tapi lebih kepada skill menjalankan bisnisnya. Mengapa ? saya coba memberikan gambaran Keuntungan dan Kelemahannya terlebih dahulu tentang ikhtiar berbisnis di bulan Ramadhan, agar Anda nantinya dapat mempunyai kesimpulan masing-masing dengan alat analisa Anda sendiri (Pikiran dan Perasaan Anda).
Keuntungan buka bisnis di bulan Ramadhan diantaranya :
  •          Permintaan barang/jasa banyak (End user, Reseller dll)
  •          Daya beli masyarakat meningkat drastis di bulan Ramadhan
  •          Banyak sarana/channel (event-expo-bazar) untuk berjualan dan terbukti menghasilkan.
Namun, ingat perhatikan juga kekurangannya diantaranya :
  •      Harus punya stok lebih banyak, karena ketika habis, untuk repeat order lagi/bikin lagi dari 0 akan sangat sulit Anda dapat menemui tempat/produsen/supplier yang mau/Mampu terima pekerjaan Anda, karena pada overload dan produsen ingin mempertahankan semua reseller bukan hanya Anda.
  •      Bila bulan Ramadhan adalah awal, dan Anda baru berbisnis, pada dasarnya penjualan bulan Ramadhan tidak dapat dijadikan tolok ukur penjualan bagi bulan sebelum / setelahnya. Karena di beberapa bisnis tertentu bulan Ramadhan malah jadi peak season / ada juga malah jadi low season.
  •      Update/tren terbaru dapat mengalami perubahan sangat cepat, misalkan, meski sama-sama fashion muslim, belum tentu “yang anda suka dan yang anda ingin jual” masuk kategori pasar/ yang sedang in/jadi tren terbaru.

Jadi dalam menghadapi – menyambut datangnya bulan Ramadhan, pahami bahwa bulan tersebut,
memang bulan yang istimewa, dekat pahala dan mudah juga terjerumus dosa (bila lalai-melupakan-menunda ibadahnya). Pada intinya, jangan pernah asal-asalan menyambutnya dengan mencoba berbisnis dengan ala kadarnya karena penyesalan datang taktahu waktunya. Jangan sampai karena benar-benar mau mempersiapkan bisnis di bulan Ramadhan, agenda ke masjid justru berkurang, jangankan sholat tarawih datang, ikut mendengarkan pengajian saja malah ijin keterusan, dan malah lebih memilih ikut event jualan / pameran. Na’udzubillah tsumma Na’udzubillah, Na’udzubillahi min dzalik.

Berikut ini, Tips menyambut Ramadhan dengan Ikhtiar bisnis kreatif : 

  1.       Persiapkan mental dan niat Anda dalam berbisnis, siap untung dan siap rugi.
  2.      Meminimalisir rugi coba berbisnis dengan cara kreatif, tanpa harus produksi dulu, kolaborasilah-kerjasamalah untuk belajar menjualkan produk teman Anda-saudara Anda.
  3.     Puasa dilaksanakan, kerjakan Sholat Dhuha selesai, baru Anda mulai berjualan-promosi dan bangkitkan keYAKINan Anda bahwa rejeki takakan tertukar, kalo ibadahnya lancar, rejeki pun juga lancar.
  4.      Gunakan gadget/hp/internet Anda promosikan dengan kontinyu barang/jasa yang Anda jual. Pakai cara yang kreatif jangan as usual. Atau seperti yang biasa dilakukan orang lain.
  5.      Cari produk / jasa kreatif yang dibutuhkan dan trennya memang sedang meningkat. Misalkan : cara/tutorial hijab yang islami beserta jual produk hijabnya (bundling), tips/trik masak makanan bergizi saat puasa disertai tawaran catering / juga jasa konsultasi dari pakar gizi nya (bundling kreatif).
Terakhir, semoga tulisan ini dapat sedikit menginspirasi “ikhtiar bisnis kreatif” yang akan anda lakukan dalam rangka “sambut Ramadhan”, selintas membuka wacana kreatif cara pandang anda tentang berbisnis dan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi Saya pribadi yang mencoba berbagi pengalaman dengan cara ini. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نضر الله امرأ سمع منا شيئا فبلغه كما سمعه فرب مبلغ أوعى من سامع. رواه أبو داود والترمذي وابن حبان
“Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah seseorang yang mendengar dari kami sesuatu (hadits), lalu ia sampaikan sebagaimana dia mendengar, betapa banyak orang yang disampaikan kepadanya ilmu, ternyata lebih paham, daripada yang menyampaikannya.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

Follow On Twitter/Fb : @ronyorysu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar